Invasi Kera Sakti dari Jepang
Saya rasa impact terbesar dari China terhadap masyarakat
Indonesia bukanlah soal paham Komunis dan tragedi 65. Ada impact psikologis yang jauh lebih
besar, yaitu serial-serialnya yang masih nancep di hati sampai sekarang.
Kembali ke masa 1990-an, ketika serial dari China merupakan hiburan yang sangat menyenangkan di layar kaca. Saat itu kita begitu dihipnotis oleh serial-serial tersebut dan bahkan sampai sekarang kita begitu mengenalnya. Sebut saja : Siluman Ular Putih, Putri Huan Zhu (mbuh nulise yang bener piye), Oshin (eh kui Jepang ding) dan yang paling Fenomenal adalah Kera Sakti. Kera Sakti, yang dalam Bahasa Inggris adalah Monkey King dan jika diartikan seharusnya adalah Raja Kera, adalah sebuak cerita yang berasal dari China dengan naskah asli Journey to the West (Saya rasa semua orang sudah tahu bagaimana ceritanya, jadi saya ga usah cerita panjang-panjang). Tetapi dalam pementasan kali ini Kera Saktinya datang dari Jepang
Masih dalam rangka Asia Tour 2016 Ryuzanji Company Jepang
yang bekerja sama dengan ARS, sang Produser Ryuzanji Show memberikan hiburan
yang tidak biasa bagi masyarakat Jogja. Dengan
penggabungan lakon yang menarik dan penerapan teknologi, mata penonton dipukau
dengan beberapa efek menakjubkan yang menjadi latar cerita. Tidak hanya itu,
selama permainan perut penonton tidak bisa berhenti untuk menahan rasa sakit
akibat keram kakehan ngguyu. Yang menambah menarik alur dalam pementasan ini
selalu berputar dan selalu di-repeat. Antara
jengah namun penonton tetap dibuat tertawa karena setiap repeat-an ternyata
memiliki kejutan tersendiri.
Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran kece sang
sutradara, Amano Tengai. Maklum Amano
ini juga merupakan seorang sutradara film yang telah beberapa kali mendapatkan
penghargaan internasional. Amano menggarap lakon Kera Sakti ini begitu
menyenangkan. Ada dua Shun Go Kon (Goku) dan ada dua Pat Kai (Chokkai) si babi
mata keranjang, serta tokoh-tokoh utama lain dalam cerita seperi Biksu
Tong, Adik Sa, Siluman Banteng, Dewi
Kwan Im, dan siluman-siluman lain. Yang mengejutkan, Shinta dan Anoman yang salah panggung pun
dihadirkan dan hal tersebut sukses mengundang gelak tawa penonton.
Akhirnya, saya hanya bisa memberi applause dan kekaguman
yang sangat terhadap pementasan ini. bagi yang belum sempat nonton, silahkan
datang ke candi Borobudur, Magelang tanggal 19 maret ini. Tour Kera Sakti masih
akan berlanjut di Magelang dan juga di Bali.
# RyuzanjiCompany #kerasakti #TBY
jujur ini pentas bersubtitle pertama yang pernah saya lihat. |
meskipun dengan bahasa Jepang, mereka juga melafalkan beberapa kata bahasa Indonesia dan Juga Jawa. |
Komentar
Posting Komentar