Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

KOIZORA

sekejap, ceritaku berubah menjadi KOIZORA

Buku Sesat

lagu yang lalu untuk membuatku lekas sembuh :)    curhatlah sekali-kali di sini. kasian facebook sama twitter udah terlalu mainstream. kalo disinikan bisa agak privat gitu... heheheh oke agan-agan sekalian, beberapa hari lalu ane ngabisin uang buat beli buku. tapi bukan buku kuliah hlo.. ini tentang buku yang aneh-aneh. yang pertama tuh buku emang bener-bener aneh.. pembatas bukunya itu kacamata. tapi jangan salah sangka, isinya bisa bikin ngakak. buku itu judulnya BENA BOOK. searching aja ya di simbah google.. yang kedua bukunya aneh lagi. ini tentang keanehan Indonesia. judulnya SAYA CINTA INDONESIA. ketika baca buku ini, pasti ente bakal bilang "oiya ya, bener juga". hahaha, isinya emang penuh humor berdasarkan fakta di Indonesia. yang ketiga tambah parah dan ga mutu (hehehe.. maad ya bang), judulnya #KUTBAH TIME LINE. ni buku ga tau apa motivasinya diterbitin. karena ga jelas banget coy..  tapi kaya kedua buku di atas, isinya bisa bikin ngakak ga karuan. bener-bener pa

Ringkasan Peristiwa #bridgingcourse

Meringkas dari apa yang disampaikan Amir Effendi Siregar dalam tulisanya “Menggugat Pers dan Negara” di harian Kompas, 18 April 2013 yang lalu dapat kita ketahui   tentang bagaimana independensi media yang ada di Indonesia. Bahkan menurut Bung Margiono, ketua umum PWI dan Tiffatul Sembiring, juga mempertanyakan independensi antara media dengan pemiliknya di Indonesia saat ini. Dan lebih hebohnya lagi ketika Susilo Bambang Yudhoyono juga ikut andil berpendapat mengenai hal ini. Dimana profesionalitas dan independensi media? Apakah media saat ini telah menjadi partisan-partisan yang ikut mengkampanyekan pemiliknya dalam pemilu untuk tahun depan? Namun dimana peran pemerintah yang seharusnya menjadi regulator atas penyelewengan yang terjadi di media saat ini? Hal ini perlu dipertanyakan pula. Keberadaan media di Indonesia saat ini masih terkesan elite dan sentralis. Terutama media cetak yang isinya seragam dan adanya konsentrasi kepemilikan. Media cetak sepertihalnya Koran dan m

SENJA YANG BIASA #bridgingcourse

Langit mendung menyelimuti kampus fisipol. Burung-burung beterbangan mencari jalan pulang. Inilah suasana senja di kampus FISIPOL. Begitu memasuki selasar barat gedung ini, hanya kata luar biasa yang mampu kuucapkan. Gedung megah dengan lima lantai menjulang. Begitu berbeda dengan beberapa tahun silam saat aku berkunjung bersama kakakku ke gedung ini. Hamparan pepohonan yang rindang hanya menyisakan beberapa pohon tersisa. Tak seperti dulu yang teduh. Dari beberapa pohon di tengah lapangan sansiro, burung-burung berkicau dan berlalu lalang. Sumilir angin sore menampar dedaunan. Kulihat selasar barat, tempat yang menjadi rumah bagi mahasiswa. Tempat bertukar pikiran, atau sekadar bercengkrama belaka. Di sudut selatan, kantin yang telah dipersiapkan menjadi tempat yang nyaman untuk sekadar makan atau internetan. Yah, meskipun belum bisa dibilang kantin sebenarnya. Di sudut timur laut, tiga buah patung manusia tetap dipertahankan seperti mulanya. Tak dirobohkan meski ada pembang

SENJA YANG BIASA #bridgingcourse

Langit mendung menyelimuti kampus fisipol. Burung-burung beterbangan mencari jalan pulang. Inilah suasana senja di kampus FISIPOL. Begitu memasuki selasar barat gedung ini, hanya kata luar biasa yang mampu kuucapkan. Gedung megah dengan lima lantai menjulang. Begitu berbeda dengan beberapa tahun silam saat aku berkunjung bersama kakakku ke gedung ini. Hamparan pepohonan yang rindang hanya menyisakan beberapa pohon tersisa. Tak seperti dulu yang teduh. Dari beberapa pohon di tengah lapangan sansiro, burung-burung berkicau dan berlalu lalang. Sumilir angin sore menampar dedaunan. Kulihat selasar barat, tempat yang menjadi rumah bagi mahasiswa. Tempat bertukar pikiran, atau sekadar bercengkrama belaka. Di sudut selatan, kantin yang telah dipersiapkan menjadi tempat yang nyaman untuk sekadar makan atau internetan. Yah, meskipun belum bisa dibilang kantin sebenarnya. Di sudut timur laut, tiga buah patung manusia tetap dipertahankan seperti mulanya. Tak dirobohkan meski ada pembang

Cerita dari Lereng Kapur #bridgingcourse

 Kronologis Sejak berdirinya kerajaan mataram di Pulau Jawa, wilayah Gunungkidul sudah berdiri. Hanya saja pada saat itu namanya masih Sumengkar. Munculnya daerah Sumengkar diawali dengan beberapa utusan Keraton Yogyakarta yang membabad hutan di daerah tersebut karena memang secara teritori wilayah tersebut menjadi milik Kasultanan Ngayogyakarta, kemudian berkembanglah   daerah itu menjadi beberapa pemukiman. Daerah-daerah itu pada masanya disebut sebagai kademangan. Kemudian terjadilah perebutan wilayah sumengkar oleh Kasultanan Ngaygyakarta dan Kasunanan Solo, namun pada akhirnya wilayah tersebut menjadi milik Kasultanan Ngayogyakarta sepenuhnya. Kemudian diangkatlah salah seorang tokoh pada saat itu, Pontjodirjan sebagai bupati yang pertama. Saat itu pusat pemerintahan berada di daerah yang sekarang bernama Kecamatan Ponjong dan Karang Mojo. Kemudian atas perintah Sultan, pusat pemerintahan itu dipindahkan ke Wonosari. Dan atas pertapaan yang dilakukan serta komunikasi yang di

kata lama

Demi malam yang sesungguhnya selalu ku rindukan. Demi bintang-bintang yang menerangi kegelapan, meski itu tak cukup terang. Dan demi seonggok hati yang tercabik-cabik luka. Dengarkan wahai angin yang merobohkan tiang-tiang keteguhan, Aku bergerak melawan.