Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Kemarau itu kini menghantui saya

sedikit throw back setelah sekian lama tidak berkarya : http://lmcr.rayakultura.net/blog/kemarau/ Kemarau adalah cerpen pertama saya yang saya ikutkan dalam sebuah perlombaan. cerpen ini adalah sebuah penggabungan atas segala peristiwa yang prnah saya saksikan, orang lain alami, atau bahkan anda pembaca alami. memang dari cerpen tersebut banyak kekurangan, saya tidak memungkirinya. cerpen itu dibuat ketika saya masih berada di sekolah menengah pertama, ya masih remaja lah, masih bau kencur. sekarang saya sudah berada di bangku kuliah, akan menginjak semester 6. namun sampai sekarang saya masih belum tau akan memutuskan menjadi apa. mimpi-mimpi saya hilang seiring bertambahnya kedewasaan. mungkin benar, ketika kita kecil kita memiliki banyak cita-cita dan mimpi, namun ketika kita dewasa kita tidak lagi mengindahkan mimpi itu dan mencoba berpikir realistis. kini saya hanya bisa berkata : Kemarau itu kini menghantui saya. saya sedang paceklik.

Devils Inside Me (Prolog)

Namanya Michele, seorang anak  9 tahun berparas tampan untuk bocah seusianya. Dia selalu mengenakan celana hitam katun panjang dan kaos cokelat lengan pendek. Rambutnya memang itam, namun begitu terkena pancaran cahaya matahari, rambutnya akan berubah menjadi coklat. Michele juga selalu mengenakan syal rajut berwarna putih di lehernya. Entah mengapa dia tidak pernah melepaskannya, bahkan saat cuaca terasa cukup panas bagiku. Kadang-kadang dia juga menggunakan jaket cokelat tebal, seperti  seseorang yang sedang menghadapi musim dingin ekstrim. Aku tidak pernah menanyakan kenapa dia berpakaian seperti itu, namun ketika kami berdekatan aku mulai tahu mengapa. Dia begitu dingin dan aku rasa dia memang kedinginan.  Michele tidak pernah beranjak dari tempatnya ketika aku berada di kamar, dia selalu ada di dekat pintu. Kadang tersenyum kecil atau kembali ke muka murungnya. Aku menyebutnya gadis berponi.  Ya aku memang tidak tahu siapa namanya, terlebih dia juga tidak pernah berbicara se

lets take my cal and make some resolutions :)

Gambar

TIDAK HANYA SEBUAH TANYA

Gambar
Saya ingin belajar kepada masyarakat, tentang cara membedakan yang normal dan yang lesbi, yang halal dan yang haram. sebab saya dalam kebingungan memutuskan, apakah topeng ini laki-laki atau perempuan. mungkin masyarakat tahu, karena biasanya mereka bisa menjadi  hakim yang paling "pandai" memutuskan.  Apakah harus menggunakan embel-embel religi agar kami bisa diterima oleh masyarakat yang  ngaku-ngakunya sudah religious? Atau jangan-jangan mereka juga ngaku-ngaku religius agar diterima oleh orang  yang sudah duluan ngaku-ngaku religius? * Berabad-abad yang lalu kita pernah mendengar tentang cerita dan sebuah nama, Joan the Arch. Seorang perempuan berperang di garis depan untuk kejayaan seorang raja. Joan merupakan perempuan yang telah banyak memenangkan pertempuran melawan berbagai pasukan. Namun sayang, Joan tidak bisa menang melawan para kaum agamawan dan pendeta gereja yang saat itu menuduhnya sebagai seorang penyihir. Joan mati dengan mengenaskan, di sebuah

Bapak

Gambar
keseharianya adalah mengajar di sebuah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ponjong. dalam liburan akhir tahun yang lalu, bukan bepergian atau tamasya yang dilakukannya. tetapi menghabiskan waktu membersihkan pekarangan belakang rumah. bersama Ibuk, Bapak melakukannya. sementara anak keduanya, sibuk memotret untuk tugas akhir semester limanya.